Hai, Nama akoh 🤭 Fitria Nabila, tapi suka di panggil putri🙄 awalnya dari eyang yang susah nyebut huruf ( F ) jadi hampir rata-rata manggil aku putri, ya nggk apa apa sih🤗 yang penting asal jangan Putro aja😬, hari ini aku tu lagi ada kasus eh apa sih namanya ya itulah, sama kak Rendy kakak atu-atunye yang nyebelin plus plus pokoknya🙄soalnya hampir tiap hari aku harus korban ban sepeda kalo nggak itu ya korban air mata😑, gimana nggk coba? Orang ngejahilin adeknya nggak nanggung-nangung🧐.
" Gimana nih? Aduhh gimana ini?." Aku mondar mandir melintasi meja-meja teman sekelasnya, mereka masih tetap diam dan belum ada satu pun yang bertanya dan mempermasalahkan aksi nggak jelas itu.
" Eh Put, kagak jelas aja dari tadi kerjaannya, mending ikut ngerjain PR nih." Tukas Desi, aku hanya tersenyum sebentar dan kembali mondar mandir kayak setrikaan.
" Putttt..., Dengar nggak?" Celutuknya lagi. Yahh kali ini aku memilih untuk duduk.
" Lu kenapa sih?." Maya memegang bahuku.
" Nggak ada apa kok." Jawabku dengan senyum gigi tersungging hehe.
" Oh ya, aku ke kamar mandi dulu ya, pelajaran Bahasa Inggrisnya setengah Jam lagi'kan?."
" Hemm." Jawab mereka acuh. Aku langsung melangkah menelusuri teras sekolah sambil bersenandung hehe.
" Putri?." Suara dari Ruang sebelah.
" Iya." Jawabku sambil mengikuti dimana asal suara tersebut, ternyata bi Inah yang dibayar khusus untuk membuatkan kopi atau menyiapkan ya jenis itulah hehe, untuk para guru-guru lebih khususnya ketika rapat.
" Putri, bibi nitip tolong bawakan kopi ini ke ruang Pak Gibran."
" Hem..oke oke, tapi Pak Gibran itu siapa?"
" Itu loh Guru baru, masak kamu nggak kenal put?."
" Hehe..aku kudet bi." Hehe padahal memang dalam satu Minggu baru hari ini masuk sekolah bagaimana bisa update hal hal baru di sekolah. Bi Inah hanya tersenyum.
" Apa ini ya ruangannya?." Aku menarik gagang pintu.
" Byursssss...." Kopi hangat itu tertumpah tepat mengenai seorang laki-laki yang keluar dari pintu itu.
" Kan Kan kan..tumpah kopinya, hati-hati coba." Celutukku kesal, Aku langsung memunguti gelas kopi yang pecah tanpa melihat siapa laki-laki tersebut.
" Sorry, saya tadi tidak sengaja." Ujarnya sambil membantu memunguti pecahan gelas itu, baik sekali bukan? Padahal aku yang menumpahkan kopi di bajunya.
" Ini tu untuk bapak Guru baru, Anda sih buka pintu nggak hati-hati jadinya tumpahkan." Aku lagi lagi menggerutu kesal, bagaimana tidak? Amanah untuk mengantarkan kopi ke pak Gibran malah cuma sampe sebatas gerbang pintu. Setelah selesai ku punguti semua, aku pun langsung pergi.
" Ada ada aja." Tukas laki-laki itu sambil tersenyum.
Di Kelas........
" Kenapa nih, dari tadi beadmood Mulu?." Ujar Desi sambil memasukkan buku ke tasnya.
" Sebel pangkat dua plus kesel kali jengkel."
" Loh loh..Why ceritakan?."
" Gitu tuh kalo pakar matematika lagi sebel ada rumusnye." Canda Yoga teman sekaligus satu-satunya laki-laki di kelas kami.
" Hahahaha." Tawa hampir satu kelas, mata melototku membuat suasana sepi kembali.
" Ehh..ada Pak Guru datang." Teriak Wulan yang dari tadi berdiri di depan Pintu kelas.
Semua kembali ketempat duduk masing masing dengan gaya naif hehe..pura-pura lagi baca buku atau lain sebagainya, Dasar...
" Assalamualaikum.wr wb, perkenalkan nama Saya Gibran Natasurya, Biasa di Panggil Gibran, Disini saya akan mengajarkan mata pelajaran Bahasa Inggris."
" Waalaikumsalam.wr.wb." jawab seisi kelas, mereka mulai sibuk memuji bapak tersebut dengan teman sebangku masing masing tak terkecuali yoga yang kecewe-cewean itu..laki sih😄, cuma mungkin terlalu sering bergaul dengan kami para PRINJOLUMAT ( princess jomblo lucu terhormat ) hehe jadi ya gitu deh.
" Ganteng ya bapaknya."
" Wihhhh....ini tu kembaran Ali Ando aktor film yang ganteng itu."
" Bla..Bla...Bla..bla." pokoknya banyak deh.
" Iya ..iya..He is my bubu cimut akohh.." sambung yang lain.
" Ho'oh My Ali bubu..cayang." Dasar mulai dah penyakit teman sekelasku kambuh kalo lihat yg botak🤣eh bening deng.
" Aling Aling bambu?." Timpalku, semua mata tertuju padaku.
" Kenape?." Tanyaku seperti orang tak berdosa hehe. Mata yg disipitkan mengarah padaku lagi.
" Hehehe.." tawaku nyengir.
" Oh ya, bisa perkenalkan diri kalian masing-masing, bisa di mulai dari adek yang ketawa nyengir itu." Menunjukku, huhhh...malunya aku, apa beliau mengenaliku tidak ya?
" Put, kok malah nyumpet sih." Desi menarik tas yang aku tutupi di wajahku itu.
" Itu tu tu tu tu...takut akohh."
" Kok takut sih sama abang ganteng, ehh pak Guru ganteng maksudnya."
" Bukan gitu, beliau orang yang aku marahin gara-gara kopi yang tumpah tadi."
" Kamu marahin pak Gibran?" Desi masih belum ngeh..maklum sama dia aku harus ngomong pake rumus dulu baru paham, kalo mendadak gini ya gitulah tanda tanya aja Mulu yang di lontarkan.
" Nanti gue ceritain tapi jangan tarik tasnya aku malu."
Semua mata lagi lagi tertuju padaku, mereka mungkin heran dengan tingkah memalukan ini..hedueh.
Pak Gibran mendekat langkahnya semakin terdengar jelas menuju meja tempat dudukku yang berjarak Tiga meja dari Yoga yang duduk paling depan.
" Dek, kamu kenapa?."
" Dia grogi pak, maklum hehe." Ejek Nadia.
" Hahahaha." Tawa mereka lagi, kali ini mata melotot senjata pamungkasku nggak mempan lagi.
Setelah sampai tepat di depanku, pak Gibran menarik tas yang menutupi wajahku.
" Jrengggssssss......"
" Aduhh dapat masalah lagi nih, mana masalah pagi tadi bocorin ban motor kak Rendi belum Nemu solusinya gimana?, idihhh nambah lagi masalah numpahin kopi, ribet banget sih hidup gue hari ini." Batinku.
" maju saja, perkenalkan diri dulu nanti baru lanjutkan curhat sama tasnya." Ujar pak Gibran, tawa pun pecah lagi di kelas itu, aku melongok heran, apa mungkin pak Gibran lupa ya kejadian setengah Jam yang lalu pikirku sambil melangkah maju.
Di Halaman sekolah..........
" Tenggg.....Tenggggg..." Suara lonceng sekolah menyusul setelah serine di bunyikan, pelajaran bahasa Inggris kali ini lumayan mengasikkan, kantukku dapat di tahan selain malu tidur di kelas ujung-ujungnya dapat masalah lagi sama pak guru baru itu mending melek aja melototi papan tulis yang banyak tulisan Inggris, jujur ya tu tulisan menari nari menurut gue, kayak nggak betah gitu lari sini lari situ hehe atau mungkin penglihatan gue aja kali yak🤪. Dan akhirnya momentum paling di tunggu pun tiba ahayyy...PULANGGGG.
" Put, kok loe agak malu malu hari ini." Tanya maya sambil menghidupkan motornya, kali ini gue pulang nebeng Maya soalnya sepeda mungil cabby cabby akohhhhh lagi di rawat di RS hehe bengkel tetangga.
" Pake IN kan?." Jawab yang sesimple-simplenya.
" Hehe tahu aja lu, iya malu maluin gitu." Sambungnya lagi.
Gue cuma senyum kepaksa gitu..tahukan gimana bentuknya kalo senyum ada ujungnya Paksa.
" Ehh put put." Maya menghentikan motornya setelah sampai di arah parkiran mobil, gue agak hampir ngejengkang dikit sih gimana lagi yang namanya ngrem mendadak kan bikin kaget tuh.
" Apeeeeeee." Kesal gitu gue jawabnya.
" Tu loh pak Gibran 'kan yak?."
" Iye mungkin, dah ah panas nih." Gitu tuh penumpang nggak nyadar kalo numpang.
" Sabaran dikit ah, itu loh dia pulang sama Nindy anak Administrasi perkantoran, apa jangan jangan pak Gibran jadi gebetan Nindy ya?."
" Mungkin? Udah ah yok pulang."
" Oke, pulang kita." Maya menghidupkan lagi motor metiknya yang kalo menurut gue sih masih cuantikkkkk 'kan sepeda cabby cabby akohhhhh.
Dannnnnnnn... Alhamdulillah hehe, akhirnya gue dan maya pun sampai di gerbang pintu masuk rumah gue, ettt rumah nyokap and bokap dengan 🤭ngaku ngaku punya rumah dak.
" Nggak mampir dulu May?."
" Kapan kapan aja deh, salam aja ke Mami lu ya."
" Ya deh nanti di sampaikan."
" Oke gue pulang dadaaaaa."
Tiba-tiba.....
" Put, put. Tunggu dulu." Maya menghentikan motornya dan berputar balik kebelakang.
" Hemm..ada ape?."
" Sama sekalian Salamin ke Bang Rendy ya🤭."
"😒🤨Modus ma Abang gue nih?."
" Dikit😋😎, sampaiin yakk." Maya mencubit pipi tembam akohh, kan Atit yak.
" Hemm kalo nggak lupe."
" Jangan lupa intinya wajib di sampaikan, oke oke."
"😑Iye yeeee."
Maya pun pergi meninggalkan bayangannya😝.
" Non Putri ini jus alpukatnya." Tukas Bu siti, asisten rumah tangga yang paling sering mengerti kesukaanku, apa lagi noh kalo pas akoh lagi puasa Senin-Kamis cieee..anak baekk😬.
Nah kadang kadang di buatin menu buka puasa🤤 ala ala restoran bintang kejora🤭 aje kalah, pokonya Bu Siti The best deh.
" Bu, mami mana?."
" Nyonya belum pulang non."
Aku hanya terdiam😣rindu rasanya ingin punya waktu lagi bisa curhat main bareng dan bla bla bla deh
Tapi ya gitu, mami itu wanita karier, punya butik sendiri dan setelah 😭 Papi meninggal dunia, perusahaan di teruskan oleh mami, dan kesibukan mami jadi plus plus dan waktu buat anak anaknya minus😞
Malam harinya...
" Mamiiiiii.." aku mendekat.
" Eh kesayangan mami udah bangun." Mami mencubit pipiku.
" Hehe, putri 'kan anak rajin mi."
Mami tersenyum dan mengusap kepalaku, mami kembali melanjutkan membantu Bu Siti memotong sayuran. Itulah kehebatan mami akohh😉 meski pun sudah sibuk dengan bajibunnya perkerjaan di luaran sana tapi kalo udah di Rumah, mami pasti selalu membantu perkerjaan bu Siti.mami The best deh🤗
" Mi, mami kapan sampe rumah?." Aku baru berani melontarkan pertanyaan itu.
" Tadi malam sekitaran pukul 22:00 WIB, mami udah ke kamar kamu, tapi kamu udah tidur."
" Hehe, Maaf ya mi, putri malah tidur, nggk nyambut kepulangan mami dari Prancis "
" Nggak apa-apa sayang, oh ya kamu Suka nggak oleh-olehnya?."
" Oleh-oleh apa mi, dimana?."
" Jadi belum putri lihat ya? Ada tuh mami letakkan di meja belajar Putri."
Hehe🤭 gue guys, habisnya tadi langsung nyelonong aja keluar kamar tanpa lihat-lihat dulu seisi kamar
" Mamiiiiiiiii." Mami pun berlari menuju kamarku.
" Ada apa?, Gimana suka nggak?."
" Kok lucu sih mi?." Aku membeberkan gamis Syar'i dengan jilbab panjangnya.
" Lucu apanya?, menurut mami ini tu modis banget, muslimah dan anggun."
" Gini loh mi, mami baru pulang dari Prancis nih tapi malah pulang oleh-olehnya kayak baru pulang dari Omroh."
Mami ketawa sambil mengeluarkan beberapa gamis dengan model yang berbeda dari kotak itu.
" Mami tahu itu, mami pikir seperti ini bagus buat kamu jadi mami ingin princess kesayangan mami ini jadi muslimah yang kalm, baik, Sholihah dannnnnn..."
" Hemm gitu, tapi ini mami belinya dimana? Di Prancis ada butik ginian mi?."
" Heheh, itu mami beli via Online shop udah mami pesan beberapa hari sebelum mami pulang dari Prancis, tapi mami belikan putri yang emang asli dari Prancis kok, ini dia Taraaaaaaaaa."
" Wihhh bagusnya, ini tuh tas yang lagi trandy sekarang mi."
" Suka?"
" Suka dong mi, makasih ya mi."
" Iya sama-sama."
" Oh ya mi, tadi kan mami bilang gini nih muslimah yang kalm, baik, Sholihah dannnnn, nah putri baru kepikiran tuh..Dann yang mami maksud tu apa?."
Mami menyuruh aku duduk disebelahnya.
" Gini nak, mami kan sering keluar kota kadang berminggu-minggu dan juga bisa jadi dalam satu bulan mondar mandir keluar negeri, habis itu mami juga terlalu sibuk akhir-akhir ini, mami nggk punya banyak waktu buat memperhatikan kamu dan bang Rendy, anak anak mami."
" Kita bisa memaklumi kok mi." Aku langsung memeluk mami.
" Terimakasih ya, nah jadi mami takut dengan pergaulan anak anak jaman sekarang, apa lagi kamu jarang mami perhatikan, selain itu juga pendidikan agama belum begitu dalam kamu pahami, mami berminat ingin memindahkan kamu ke pesantren, disana ada juga anak teman mami yang sudah 5 tahun disana, Gimana menurut putri? Dan yang mami maksud itu ya ini, mami pengen putri mondok di pesantren"
Ini tuh kayak di sambar geledek tahu nggkkkk😱😱😱
" Putttt?"
" Iya mi."
" Kenapa diam, Putri nggak mau ya?"
Aku masih diam dan menundukkan kepala bagaimana mungkin seorang putri yang ngegas gini orangnya di minta untuk Kalm terus mondok lagi, widihhh nggk kebayang peraturan pondok bukannya di taati malah kelanggar semua, heduehhhhh mami dari siapa sih idea kayak gini tuh🤒
" Nak, mami bukan membuang kamu, itu tidak sama sekali. Pesantren itu tempat menimba ilmu tempat mereka-mereka yang ingin menjadi lebih baik, semua yang datang kesana bukan hanya orang orang yang baik aja..tapi juga orang orang yang berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, mami yakin putri mampu kok hidup sebagai santri, dan putri tenang aja nanti putri mami pesankan pelayanan khusus, kata teman mami disana ada kls khusus dan kls biasa, nah kalo yang khusus fasilitas nya jauh lebih mewah dari yang biasa tpi kalo belajar dan aktivitas nya tetap sama."
" 😟Tapikan udah nanggung juga, satu tahun lagi lulus SMK, lagian di pesantren mana ada mi jurusan disainer, kalo pindah otomatis ya pindah kekurusan yg sama dong." Dalil penolakan akohh hehe.
" Nggak ada yang nanggung nak, meski cuma setahun siapa tahu itu bisa jadi bekal terbaikmu di masa depan nanti, soal jurusan tenang saja disana ada SMA ada SMK, pesantrennya sudah besar dan menampung ribuan orang, dan jurusan Disainer juga ada disana, trus gimana putri mau nggk?"
" Beri putri waktu satu Minggu ini ya mi, nanti putri jawab." Heduehhh ngelak pake cara apa lagi ini.
" Ya sudah, kalo gitu mami mau kedapur dulu. Putri habis ini ke dapur ya bentar lagi masakannya siap tuh."
" Oke mi."
Mami pun keluar dari kamarku.
" Baru aja ketemu pak guru ganteng, heduehhh udah mau di pindahin aja sama mami, tapi nggak apa apa juga kali ya, ntah ah." Bisik batinku.
" Putttttttttt...putri." teriak burung gagak..ehh bang Rendy maksudnya.
" Heh nape lu tong manggil manggil gua."
" Ini putrikan yang bocorin ban motor abang?"
Hehe gua cuma bisa nyengir😬
" Kurang kerjaan dah." Bang Rendy mengejar dengan gaya gagak yang patah sayap 🤭
" Ada apa ini, udah udah..RENDY." mata mami melotot.
" Dia tu mi, baru kemaren doang Rendy nggk pulang pas di rumah ban motor udah bocor satu trus yang satunya lagi ntah dimana di sembunyiin sama putri."
"PUTRI." Mami mengalihkan pandangannya.
" Hehe, habisnya ban sepeda putri bocor lagi, kadang kadang setangnya udah nggk ada lagi tinggal sepedanya doang, siapa lagi yang ngerjain kalo bukan si gagak ini."
" Kalian berdua sama aja itu namanya, ya sudah damai damai nggak Baek saudaraan saling menyalahkan."
" Iya deh maafin gua ya gembul."
" Iye tong, same ane juge."
" Lohh kok gitu ulang lagi."
" Dedek putri, bang Rendy minta maaf ya lain kali nggak jahil lagi tapi dek putri juga jangan jahil balik kalo di jahilin." Loh lohh... ujungnya nggk srek banget di dengar😑
" Iya bang Rendy, putri minta maaf juga. Lain kali kalo di jahilin putri nggk jahilin balik kok, paling balas dikit🤭."
" 🙄Kok gitu."
" Udah udah, kan udah damai tuh yukk makan."
Dengan wajah saling menunduk kami pun mengiyakan dengan anggukan kepala.
( Bersambung )......
